Pondasi Rumah: Pengertian, Jenis & Langkah Membangunnya

Dalam proses pembuatan sebuah bangunan, pastinya Anda pernah mendengar istilah pondasi. Pondasi di sini, bisa dikatakan sebagai lantai dasar bagi sebuah bangunan untuk bisa berdiri dengan kokoh. Tentunya, pondasi tidak hanya dipakai untuk bangunan-bangunan yang bertingkat saja. Akan tetapi, dalam membangun sebuah rumah pun dibutuhkan adanya pondasi.

Apa Itu Pondasi?

Lantas, apa yang dimaksud dengan pondasi? Pondasi merupakan bagian terbawah struktur bangunan yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur di atasnya ke lapisan tanah. Dalam dunia konstruksi, pondasi  ada bermacam-macam jenisnya. Berikut beberapa jenis pondasi yang umumnya dipakai dalam dunia konstruksi.

Jenis-Jenis Pondasi

  • Pondasi Batu Kali

Jenis yang pertama adalah pondasi batu kali yang biasanya digunakan untuk membangun sebuah rumah tinggal sederhana. Pondasi jenis ini terbuat dari susunan batu kali yang ditata atau disusun secara memanjang atau menerus. Sehingga, pondasi ini kerap disebut juga sebagai pondasi menerus. 

Untuk cara kerja dari pondasi ini, yaitu meneruskan beban vertikal dari bangunan di atasnya yang kemudian disalurkan ke tanah. Pondasi batu kali umumnya berbentuk trapesium. Ukuran pondasi rumah tinggal ini memiliki lebar atas 30 cm, lebar bawah 60 cm, serta ketinggian antara 60 cm s/d 80 cm.

Kemudian, di atas pondasi biasanya akan dibuat sloof. Apa itu sloof? Sloof merupakan pasangan beton bertulang yang berguna untuk mengikat konstruksi tiang tiang beton. Selain itu, sloof juga berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan di atasnya secara merata ke pondasi batu kali. 

Nah, untuk kondisi tanah yang stabil, struktur pondasi batu kali ini cukup memadai untuk memikul beban konstruksi yang ada di atasnya. Umumnya struktur pondasi ini biasanya dipakai untuk bangunan atau rumah 1 lantai. Sedangkan, untuk bangunan 2 lantai akan ditambah dengan pondasi Foot Plate atau pondasi cakar ayam.

  • Pondasi Foot Plate atau Cakar Ayam 

Jenis pondasi yang berikutnya adalah pondasi foot plate atau lebih dikenal dengan pondasi cakar ayam. Dikenal dengan nama cakar ayam karena bentuk dari struktur pondasi ini menyerupai cakar ayam. Nah, pondasi ini yang biasanya diterapkan pada bangunan yang memiliki 2 lantai atau lebih. 

Pondasi cakar ayam memiliki struktur kaki-kaki beton dengan lebar tertentu dan diposisikan pada bagian-bagian struktur utama. Di mana, struktur utama tersebut yang akan menahan beban vertikal yang kemudian disalurkan ke bawah atau ke tanah keras. Selanjutnya, akan diikat menjadi satu kesatuan penyalur beban dengan sloof beton.

Untuk bahan pembuat pondasinya, terdiri dari beton bertulang. Beton tersebut terbuat dari campuran antara bahan pengikat atau Portland Cement (PC) dengan bahan pengisi lainnya. Seperti pasir dan kerikil, dengan perbandingan tertentu yang ditambahkan air secukupnya.

Untuk luas dari pelat beton sebagai dasar pondasi cakar ayam berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar. Untuk dasar pondasi berbentuk bujur sangkar, diletakkan di bawah kolom bangunan tepatnya bagian tengah. Sementara untuk yang persegi panjang, ditempatkan di bawah kolom bangunan bagian samping agar lebih stabil. 

Kemudian, untuk luas telapak kaki atau dasar pondasi tergantung dari beban bangunannya. Di mana, beban tersebut adalah beban yang mampu diterima dan sesuai dengan daya dukung tanah yang diperkenankan. Oleh karena itu, apabila daya dukung tanahnya makin besar, maka luas pelat telapak kakinya bisa diperkecil.

  • Pondasi Tiang Pancang

Jenis pondasi yang terakhir adalah pondasi tiang pancang. Di mana, jenis pondasi ini digunakan pada tanah yang lembek, tanah berawa, dan daya dukung tanah yang kecil. Selain itu, kondisi air tanahnya yang tinggi serta tanah yang keras berada di posisi sangat dalam. Berikut terdapat 2 macam variasi dari pondasi tiang pancang.

  1. Pondasi Tiang Pancang Kayu

Variasi yang pertama, yaitu pondasi tiang pancang kayu. Di Indonesia, pondasi ini dipakai pada model rumah-rumah panggung. Contohnya, seperti di daerah Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, dan pada rumah-rumah nelayan yang ada di tepi pantai.

  1. Pondasi Tiang Pancang Beton

Variasi yang kedua adalah pondasi tiang pancang beton. Di mana, pondasi ini digunakan untuk bangunan-bangunan tinggi atau Highrise Building. Pada prinsipnya, pondasi tiang pancang beton terdiri dari 2 macam pondasi. Pertama, tiang pancang beton cor di tempat dan yang kedua beton sistem fabrikasi.

Itulah dia jenis-jenis pondasi yang digunakan dalam dunia konstruksi. Nah, bagi Anda yang berencana untuk membangun sebuah rumah, pilihlah jenis pondasi yang sesuai dengan kegunaannya. Umumnya, pondasi yang digunakan untuk membangun rumah tinggal sederhana adalah pondasi batu kali. Hal ini dikarenakan sesuai dengan ukuran pondasi rumah sederhana.

Bagaimana Langkah Untuk Mulai Membangun Pondasi Batu Kali?

Untuk memulai membangun pondasi ini, langkah pertamanya adalah memilih bahan yang baik untuk digunakan sebagai pondasi rumah. Kemudian, langkah selanjutnya adalah pekerjaan tanah dan langkah terakhir adalah pekerjaan pondasi. Lebih jelasnya, simak urutan langkah-langkahnya berikut ini!

Komposisi Bahan & Ukuran Pondasi Batu Kali

  1. Pasir urug dengan ketebalan 5-10 cm pada bagian bawah.
  2. Pasangan Aanstamping atau batu kosong setebal 20 cm di atas pasir urug.
  3. Pasangan batu kali berbentuk trapesium dengan campuran:
    Batu kali atau batu gunung + pasir + semen PC dan kapur, dengan perbandingan komposisi bahan 1PC : 3KPR : 10PSR dengan ketinggian 60 cm s/d 80 cm (bisa lebih bergantung kontur tanah).
  4. Lebar atas pondasi minimal 30 cm, lebar bawah 60 cm (bergantung ketinggian, makin tinggi makin lebar).

Pekerjaan Tanah

  • Pembongkaran dan pembersihan tanah. Pembongkaran dan pembersihan ini dilakukan dengan membuang rumput, tanah, sampah atau bahan lainnya yang mengganggu.
  • Penggalian tanah untuk pondasi sesuaikan dengan ukuran yang ada pada gambar atau setidaknya mencapai tanah keras. Jika diperlukan daya dukung tanah yang baik, dasar galian harus dipadatkan atau ditumbuk.
  • Apabila lubang galian pondasi melebihi batas kedalaman, maka harus menimbunnya kembali dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum.
  • Untuk hasil galian yang bisa dipakai untuk penimbunan, harus segera diangkat langsung ke tempat yang ditentukan. Sementara, untuk hasil galian yang sudah tidak bisa dipakai untuk penimbunan, harus segera disingkirkan atau dibuang.
  • Biaya untuk tiap satuan pekerjaan harus sudah mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan lainnya. Seperti pembersihan, sewa alat, penimbunan, dan pembuangan hasil galian.

Pekerjaan Pondasi

  • Pasangan pondasinya adalah dari batu kali atau batu gunung, dengan ukuran pondasi sesuai pada gambar rencana pondasi. Dengan komposisi perekat 1pc : 3kp : 10ps yang kemudian diplester kasar. 
  • Selanjutnya, pada bagian  bawah  pondasi dipasang aanstamping atau batu kosong dengan ketebalan 20 cm. Kemudian, celah-celahnya disisi dengan pasir urug dan disiram air sampai penuh. Selanjutnya, lakukan penumbukan hingga padat dan rata.
  • Untuk celah–celah yang besar di antara batu, isilah dengan batu-batu kecil agar lebih padat.
  • Setiap pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan satu sama lain. Sehingga, akan  ada perekat diantaranya hingga benar-benar rapat.
  • Kemudian, pada tiap pasangan batu kali sudah harus disediakan anker besi untuk pemasangan kolomnya. Untuk kedalaman anker yang harus dicor yaitu 30 cm. Sedangkan, untuk panjang besi yang muncul di atasnya minimal adalah 75 cm.

Itulah dia penjelasan mengenai ukuran pondasi rumah tinggal sederhana beserta jenis-jenis pondasi yang biasa dipakai dalam dunia konstruksi. Semoga uraian tersebut bisa membantu dan menambah pengetahuan Anda mengenai pondasi. Semoga bermanfaat ya!